TAKE PROFIT (T/P) dan STOP LOSS (S/L) |
Take Profit adalah batasan harga tertinggi atau keuntungan yang akan di dapat. Dimana apabila order terkena batasan tersebut maka posisi akan tertutup otomatis dan profit. Kenapa profit harus dibatasi? Tujuannya adalah agar profit dapat tercapai dengan mudah. Target Profit rendah sama dengan profit kecil, tetapi mudah tercapai.
Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi besok, lusa, atau minggu depan. Mungkin hari ini kita untung, besok bisa pula kita rugi. Sehingga sangat penting bagi kita untuk menetapkan target trading tepat. Manfaat menggunakan Take Profit adalah:
- Likuidasi posisi otomatis: Anda tidak harus selalu berada di depan komputer untuk close transaksi. Dengan begitu, Anda bisa menyalurkan perhatian dan tenaga pada hal lain yang lebih penting
- Kontrol keuangan: Take Profit mampu mengatur keuntungan sebesar acuan pada sistem trading sesuai money management.
- Bahan Evaluasi: Take Profit dapat juga digunakan sebagai materi evaluasi untuk memperbaiki performa trading. Tentu saja Anda akan membutuhkan jurnal trading untuk mencatat target-target profit tersebut.
Kesimpulan
Mengetahui apa itu Take Profit adalah pengetahuan esensial bagi semua trader. Menggunakan Take Profit sebenarnya sama seperti belajar menginjak pedal gas, terkadang harus ditekan secara terkontrol. Tidak boleh asal tancap gas, kalau tidak mau mengalami kecelakaan. Intinya, jangan terlalu jauh dalam menentukan Take Profit.
Lebih baik Take Profit sedikit-sedikit tapi konsisten, dari pada tidak profit sama sekali. Kita harus berfikir realistis dan bijaksana dalam menentukan Take Profit, serta lakukan analisa agar diperoleh kejelasan mengenai pergerakan harga. Kapan kita bisa mendapatkan profit besar, dan kapan kita hanya bisa mendapat profit kecil, serta kapan kita harus ikhlas menerima loss.
Bagi kebanyakan trader, keputusan menaruh stop loss ini adalah pilihan yang tidak nyaman. Mengapa? karena itu berarti mereka telah menerima kerugian yang terjadi. Namun, setiap trader berhak untuk memutuskan sendiri mana model trading yang paling cocok dengan dirinya, baik dengan menggunakan stop loss ataupun mengabaikannya, itu kembali pada strategi trading yang digunakan oleh masing-masing trader.
Cara Menentukan Stop Loss Dalam Forex
Lebih baik Take Profit sedikit-sedikit tapi konsisten, dari pada tidak profit sama sekali. Kita harus berfikir realistis dan bijaksana dalam menentukan Take Profit, serta lakukan analisa agar diperoleh kejelasan mengenai pergerakan harga. Kapan kita bisa mendapatkan profit besar, dan kapan kita hanya bisa mendapat profit kecil, serta kapan kita harus ikhlas menerima loss.
Apa itu STOP LOSS (T/P)
Stop Loss adalah nilai batasan harga terendah yang ditentukan untuk membatasi kerugian. Saat pergerakan harga menyentuh nilai ini, maka sistem secara otomatis akan menutup order atau posisi tersebut.Bagi kebanyakan trader, keputusan menaruh stop loss ini adalah pilihan yang tidak nyaman. Mengapa? karena itu berarti mereka telah menerima kerugian yang terjadi. Namun, setiap trader berhak untuk memutuskan sendiri mana model trading yang paling cocok dengan dirinya, baik dengan menggunakan stop loss ataupun mengabaikannya, itu kembali pada strategi trading yang digunakan oleh masing-masing trader.
Cara Menentukan Stop Loss Dalam Forex
Kita tentu tak ingin menutup posisi trading terlalu dini, hingga gagal profit karena terlalu tergesa-gesa, padahal harga toh akhirnya bergerak ke target profit kita. Namun, kita juga tak mau terlambat tutup order hingga harus menanggung rugi besar.
Sebenarnya, ada banyak sekali cara untuk menentukan Stop Loss, dan trader bebas mengembangkan strateginya masing-masing. Sebagai gambaran bagi Anda, berikut contoh sederhana beberapa cara menentukan Stop Loss dalam forex:
1. Menggunakan Margin Call dan Stop Out.
Margin Call dan Stop Out merupakan sebutan bagi level-level harga dimana broker akan memberikan peringatan atau menutup otomatis posisi trading kita karena ketersediaan dana di dalamnya dianggap sudah tidak mampu untuk mempertahankan posisi tersebut. Biasanya, broker forex akan memberikan peringatan ini jauh sebelum dana habis total, bisa ketika dana dalam akun tersisa 20%, 50%, atau bahkan 80%.
Nah, dalam pendekatan pertama ini, Anda tidak menetapkan level Stop Loss sendiri, tetapi mengikut saja pada level Margin Call dan Stop Out yang dipersyaratkan oleh broker. Sebenarnya, cara ini agak ceroboh, tetapi banyak trader pemula yang melakukannya karena kurang memahami bagaimana menentukan Stop Loss sendiri.
2. Berdasarkan Konsep Money Management Sederhana.
Dalam teori Money Management paling sederhana, dikatakan bahwa tidak baik bagi trader untuk meresikokan dana sampai melebihi 2-3%, jadi pada skala nilai itulah seharusnya kita tempatkan Stop Loss.
Contoh: Dengan dana trading sebesar $1000, trader melakukan order pada pair EUR/USD. Umpama pergerakan pair EUR/USD setiap 1 pips = 0.4. Apabila batasan kerugian 3% = $30, ini berarti stop loss harus diletakkan di: 30/0.4 = 75 pips.
Selain teori ini, masih banyak konsep Money Management lainnya, dan Anda bebas akan menerapkan konsep yang mana.
3. Berdasarkan Analisa Teknikal.
Cara menentukan Stop Loss dengan analisa teknikal adalah dengan memanfaatkan grafik dan indikator yang sudah ada di software trading, atau teknik-teknik analisa teknikal lainnya. Misalnya Fibonacci Retracement, Pivot Points, dan lain sebagainya.
Sebenarnya, ada banyak sekali cara untuk menentukan Stop Loss, dan trader bebas mengembangkan strateginya masing-masing. Sebagai gambaran bagi Anda, berikut contoh sederhana beberapa cara menentukan Stop Loss dalam forex:
1. Menggunakan Margin Call dan Stop Out.
Margin Call dan Stop Out merupakan sebutan bagi level-level harga dimana broker akan memberikan peringatan atau menutup otomatis posisi trading kita karena ketersediaan dana di dalamnya dianggap sudah tidak mampu untuk mempertahankan posisi tersebut. Biasanya, broker forex akan memberikan peringatan ini jauh sebelum dana habis total, bisa ketika dana dalam akun tersisa 20%, 50%, atau bahkan 80%.
Nah, dalam pendekatan pertama ini, Anda tidak menetapkan level Stop Loss sendiri, tetapi mengikut saja pada level Margin Call dan Stop Out yang dipersyaratkan oleh broker. Sebenarnya, cara ini agak ceroboh, tetapi banyak trader pemula yang melakukannya karena kurang memahami bagaimana menentukan Stop Loss sendiri.
2. Berdasarkan Konsep Money Management Sederhana.
Dalam teori Money Management paling sederhana, dikatakan bahwa tidak baik bagi trader untuk meresikokan dana sampai melebihi 2-3%, jadi pada skala nilai itulah seharusnya kita tempatkan Stop Loss.
Contoh: Dengan dana trading sebesar $1000, trader melakukan order pada pair EUR/USD. Umpama pergerakan pair EUR/USD setiap 1 pips = 0.4. Apabila batasan kerugian 3% = $30, ini berarti stop loss harus diletakkan di: 30/0.4 = 75 pips.
Selain teori ini, masih banyak konsep Money Management lainnya, dan Anda bebas akan menerapkan konsep yang mana.
3. Berdasarkan Analisa Teknikal.
Cara menentukan Stop Loss dengan analisa teknikal adalah dengan memanfaatkan grafik dan indikator yang sudah ada di software trading, atau teknik-teknik analisa teknikal lainnya. Misalnya Fibonacci Retracement, Pivot Points, dan lain sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar